Dialog Kebangsaan & Bedah Buku: Kontribusi Pergerakan Intelektual Mahasiswa pada Negeri, Pembumian Pemikiran H.O.S Tjokroaminoto
RumahPeneleh.or.id, Kediri- Yayasan Rumah Peneleh akan menyelenggarakan program Dialog Kebangsaan & Bedah Buku: Kontribusi Pergerakan Intelektual Mahasiswa pada Negeri, Pembumian Pemikiran H.O.S Tjokroaminoto, pada 26 Januari 2018 di Ayee Caffe, yang terletak di Jl. Ahmad Dahlan, Mojorot, Kota Kediri.
Dialog dan bedah buku tersebut akan dihadiri oleh Dr. Ari Kamayanti, M.S.A., AK., CA., Amelia Indah Kusdewanti, M.S.A., Diah Ayu Septi Fauzi, MM., dan Ahmad Fauzi, S.Sos.
—
Perubahan tidak Lahir dari Pilihan Kondisi “Nyaman”
Pada halaman 13 buku Jang Oetama: Jejak dan Pemikiran H.O.S Tjokroaminoto, Dr. Aji Dedi Mulawarman melukiskan sosok Pak Tjokro yang di luar kebiasan orang.
“… Pemikiran dan gerakan Pak Tjokro memang kadang tidak dapat dipahami sebagai bentuk yang normal, terutama pada zaman beliau hidup…”
Barangkali, beliau menyebut Pak Tjokro demikian karena umumnya rakyat waktu itu, seperti juga sekarang, sebatas mengajar pangkat atau kesuksesan yang duniawi, yang abai tehadap kondisi sosialnya.
Sebaliknya, ketika seluruh kekayaan hidup Pak Tjokro terpenuhi, “Pak Tjokro tidak mengambil kesempatan itu”.
Karena pilihan di luar normal itulah kemudian Pak Tjokro berhasil merintis apa yang sekarang disebut sebagai kemerdekaan dari jajahan, yaitu melalui pergerakan berpihak dan pengkaderan yang berhasil melahirkan pemimpin visioner.
Artinya bahwa perubahan mendasar tidak dilahirkan melalui pilihan pada keadaan nyaman. Ia harus diupayakan melalui rasa sadar pada “keresahan” atas kondisi yang “seharusnya tidak demikian”.
Sekarang, jika tidak ada pemuda yang memiliki keresahan dan merasa kehidupan memang harusnya demikian, apa yang diharapkan dari pemuda sebagai daya ubah?
Comments
No comment yet.